Selain keterampilan dan sikap mengemudi, keamanan berkendara dengan mobil ditunjang fitur-fitur mumpuni. Salah satu yang populer adalah anti-Lock braking system (ABS).
PADA dasarnya, rem ABS berfungsi menghindari roda terkunci (blocking) saat terjadi pengereman mendadak atau biasa disebut panic braking. Jika roda sampai terkunci, dapat terjadi selip yang sulit dikendalikan dan sangat berbahaya. Oleh karena itu, ABS memungkinkan mobil berada pada “jejaknya” dengan cara rem-Iepas-rem- dan seterusnya dalam satuan milisecond sehingga . pengemudi masih bisa mengendalikan kendaraan dan bisa membanting setir ke arah yang aman.
Hal tersebut berbeda pada kendaraan yang tidak dilengkapi fitur ABS, yang akan mengunci rem saat panic braking dan hanya mengandalkan kemampuan cengkeram ban. Bahayanya, mobil tidak dapat dikendalikan dan akan meluncur searah dengan dorongan bodi kendaraan.
Lantas, seefektif apa teknologi ABS? Beberapa waktu silam, harian ini pernah memuat bagaimana "prestasi kerja" ABS dibandingkan rem biasa. Percobaan dari Perusahaan Lucas-Girling dapat memberikan gambaran yang nyata dari keunggulan teknologi ABS, terutama untuk kondisi mobil yang sedang membelok dan berganti jalur. Misalnya, sewaktu membelok dengan kecepatan 70 kilometer per jam, jarak pengereman menjadi lebih pendek dari 43 meter ke 35 meter.
Untuk kecepatan yang sama, sewaktu berganti jalur, jarak pengereman berkurang dari 72 meter ke 65 meter. Percobaan pada jalan lurus menunjukkan pengurangan jarak pengereman antara 10-25 persen.
Teknologi pendukung
Sekitar 20 tahun lalu, sistem pengereman yang diadopsi dari teknologi serupa di pesawat terbang ini hanya tersemat pada mobil-mobil mewah seperti lansiran Mercedes-Benz, Jaguar, BMW, dan Lexus. Seiring perkembangan teknologi dan mengingat pentingnya sistem pengereman, teknologi ABS telah menjadi standar di sejumlah mobil keluaran terbaru, mulai mobil mewah, kelas menengah, hatchback, hingga city car.
Selain ABS, ada teknologi electronic brakeforce distribution (EBD) yang mengatur distribusi daya pengereman ke empat roda sehingga bisa didapat pengereman yang lebih efektif. Perbedaan beban, kecepatan kondisi jalan membutuhkan distribusi yanq berbeda-beda, di sinilah fitur ini bekerja.
Selain didukung dengan teknologi EBD, sistem pengereman menggunakan ABS biasanya juga dirangkai dengan teknologi brake assist (BA) / emergency brake assist (EBA).
Sejumlah pengamatan menunjukkan, banyak pengemudi tidak cukup responsif untuk menginjak pedal rem dengan cepat dan kuat saat situasi mengharuskan pengereman mendadak. Di sinilah teknologi BA/EBA bekerja, yakni membantu meningkatkan daya tekan pedal rem saat terjadi kejadian mendadak. Dengan demikian, daya cengkeram rem dapat lebih maksimal dan tepat waktu.
Dengan kombinasi antara ABS, EBD, dan BA/EBA, pengereman akan menjadi jauh lebih baik. Keamanan dan kenyamanan berkendara pun semakin didapat.
(Sumber : Kompas, 06 September 2014, Hal. 41)
Gambar : Pengereman Dengan ABS dan Tanpa ABS
Gambar : Ilustrasi Pengereman Dengan Brake Assist
Gambar : Ilustrasi Electronic Brakeforce Distribution (EBD)